·14 September 2022

Liga Champions 2022-2023 Bergulir, Ini Sejarah dan Fakta Menariknya!

·
9 minutes read
Liga Champions 2022-2023 Bergulir, Ini Sejarah dan Fakta Menariknya!

Liga Champions 2022-2023 telah bergulir dan menjadi kompetisi antarklub sepak bola terbaik di Eropa maupun dunia.

Liga Champions musim 2022-2023 telah bergulir dan merupakan kompetisi sepak bola dengan kasta tertinggi di Eropa. Liga Champions selalu menghadirkan drama-drama yang sulit terduga dan kerap memanjakan mata para pecinta sepak bola di seluruh dunia. 

Die Meister.. Die Besten.. Les Grandes Equipes.. The Champions…

Pasti kamu sudah tidak asing dengan anthem ikonik tersebut, bukan? Tidak hanya membuat bulu kuduk merinding ketika mendengarnya, namun Liga Champions juga selalu berhasil menghipnotis para penonton.

Gemerlap kompetisi ini juga selalu membuat semua pesepakbola dunia dan kesebelasan asal Eropa bermimpi untuk tampil di sana. Lantas, bagaimana awalnya Liga Champions bisa hadir hingga diagung-agungkan sebagai kompetisi sepak bola terbaik di Eropa, bahkan di dunia?

Asal Usul Liga Champions Eropa

liga champions 2022

Source: bleacherreport.com

Harus diakui bahwa Liga Champions Eropa merupakan tempat di mana klub-klub terbaik di Benua Biru bertemu. Tak hanya sekadar merebut sebuah trofi ikonik yang biasa disebut Si Kuping Besar, namun mereka juga bersaing untuk mendapatkan sejumlah uang dengan jumlah yang banyak.

Berikut asal usul Liga Champions Eropa terbentuk.

1. Berasal dari gagasan jurnalis asal Prancis

liga champions 2022

Source: marca.com

Liga Champions Eropa awalnya terbentuk dari sebuah gagasan jurnalis media asal Prancis, L’Equipe, yaitu Jacques Ferran dan Gabriel Hanot. Mereka dibantu oleh Head of Departement saat itu, Jacques de Ryswick. 

Mereka terinspirasi oleh kejuaraan South American Championship of Champions (cikal-bakal ajang Copa Libertadores) yang diselenggarakan di Amerika Latin sejak tahun 1948.

FYI, Jacques Ferran dan Gabriel Hanot bukanlah jurnalis sembarangan. Selain menggagas Liga Champions, mereka juga merupakan penggagas gelar Ballon d’Or, yaitu sebuah penghargaan yang diberikan kepada pemain terbaik di seluruh dunia.

Gagasan mereka untuk membuat kompetisi sepak bola antarklub Eropa diutarakan setelah ramainya klaim dari klub Inggris, Wolverhampton Wanderers yang menyebut mereka adalah juara dunia pada tahun 1954. Julukan tersebut tercipta karena Wolverhampton Wanderers berhasil menang dalam beberapa laga persahabatan dengan beberapa klub di Eropa.

2. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955

liga champions 2022

Source: footyfair.com

Pada bulan Desember 1954, gagasan Ferran dan Hanot mendapat sambutan hangat dari otoritas sepak bola Eropa, UEFA, yang saat itu baru terbentuk. Tidak butuh waktu lama, UEFA mewujudkannya setahun kemudian, tepatnya pada September 1955 dan diikuti oleh 16 peserta, termasuk 7 juara liga, yakni Real Madrid CF, RSC Anderlecht, AC Milan, AGF Århus, Djurgårdens IF FF, Stade de Reims Champagne, dan SC Rot-Weiss Essen.

Awalnya kompetisi ini dinamai European Champions Club Cup/Coupe des Clubs Champions Européens (Piala Champions). Selain itu, format pertandingan juga masih menggunakan sistem gugur home and away sejak babak penyisihan hingga semifinal. 

3. Tidak ada wakil Liga Inggris di musim pertama

Source: footyfair.com

Saat edisi pertama Liga Champions diadakan, tidak ada perwakilan dari Liga Inggris yang tampil. Chelsea yang saat itu seharusnya tampil mewakili Inggris, batal ikut disebabkan permintaan asosiasi sepakbola Inggris (FA). Mereka ingin melihat situasi musim perdana terlebih dahulu sebelum mengirimkan wakilnya ke kompetisi antarklub Eropa tersebut.

Sebaliknya, Real Madrid sangat antusias untuk ikut ambil bagian. Los Blancos yang kala itu masih ditangani oleh Santiago Bernabeu tengah haus pengakuan setelah sukses menjuarai Piala Latin.

Selain itu, musim perdana kompetisi ini terbilang sukses. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya sekitar 30 ribu penonton per laga yang diselenggarakan.

4. Liga Champions edisi pertama dijuarai oleh Real Madrid

Source: realmadrid.com

Tim asal Negeri Matador, Real Madrid tampil mengesankan di Liga Champions Eropa edisi perdana tersebut. Pada laga pertama, Real Madrid melumat Wakil Swiss, Servette dengan skor 2-0 dan 5-0. 

Lalu, pada babak perempat final, Los Blancos menang agregat 4-3 atas Partizan wakil dari Yugoslavia. Di babak semifinal, Real Madrid melanjutkan keperkasaannya dengan melumat raksasa Italia, AC Milan setelah unggul agregat 5-4.

Laga puncak European Champions Club Cup (Piala Champions) edisi pertama dilangsungkan di Stadion Parc des Princes, Paris, pada 13 Juni 1956. Dalam laga ini, Real Madrid berhadapan dengan wakil tuan rumah, Stade de Reims.

Pesta gol tercipta dalam laga tersebut. Real Madrid akhirnya keluar sebagai juara setelah menang dengan skor 4-3. Empat gol Real Madrid dicetak oleh Di Stéfano (14), Rial (30′ 79′), dan Marquitos (67).

Setelah kejadian historis tersebut, akhirnya semua pihak melihat bahwa gagasan dari para jurnalis tersebut merupakan hal yang luar biasa. Tak heran, hingga kini UEFA terus menangani kompetisi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Memiliki trofi yang dijuluki ‘Si Kuping Besar’

Source: wikipedia.org

Liga Champions memiliki sebuah trofi yang dijuluki dengan ‘Si Kuping Besar’. Hal ini dikarenakan desainnya yang memiliki bagian tangkai mirip telinga di bagian kanan dan kirinya. Trofi pada kompetisi ini memang terkenal memiliki ukuran yang sangat besar, namun sebelum itu, trofi Liga Champions memiliki ukuran lebih kecil, lho.

Bentuk trofi tersebut baru diubah pada tahun 1968 atau setelah 13 tahun kompetisi ini berlangsung. Juerg Stadelmann ditunjuk sebagai perancang trofi tersebut yang dibuat di Berne, Swiss dengan menghabiskan biaya sebanyak 10.000 swiss franc atau setara dengan Rp156 juta.

6. Resmi menggunakan nama Liga Champions pada tahun 1992

liga champions 2022

Source: goal.com

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kompetisi antarklub Eropa ini awal mulanya bernama European Champions Club Cup (Piala Champions). Namun, pada musim 1992-1993, kompetisi ini resmi berganti nama menjadi Liga Champions. 

Selain itu, UEFA juga beberapa kali menerapkan format kompetisi yang berbeda-beda. Akhirnya pada musim 2002-2003, kompetisi baku mulai diterapkan, di mana putaran kualifikasi menggunakan sistem gugur yang digelar tiga putaran, dilanjutkan dengan fase grup yang terdiri atas 8 grup, di mana juara dan runner-up grup lolos ke babak knockout.

Sedangkan, mulai musim 2009-2010, UEFA juga memperkenalkan sistem baru, yaitu diberlakukannya putaran play-off untuk menentukan tempat di fase grup (babak utama).

7. Anthem Liga Champions diciptakan oleh Tony Britten

Source: wesport.asia

Tony Britten adalah sosok di balik layar yang bertanggung jawab penuh kepada kemegahan lagu anthem legendaris tersebut. Britten merupakan seorang komposer asal Inggris yang menyelesaikan pendidikan musiknya di Royal College of Music.

Sejarah lagu tema Liga Champions ini dimulai pada tahun 1992. Setelah UEFA memutuskan untuk mengganti nama European Cup menjadi Liga Champions, mereka meminta Britten untuk mengaransemen ulang lagu komposer asal Jerman, George Frideric Handel yang berjudul “Zadok The Priest”.

Selain itu, pihak UEFA meminta Britten untuk membuat lirik yang megah dan merepresentasikan kompetisi saat lagu tersebut dikumandangkan. Tidak heran, lagu tersebut akan dengan mudah membuat bulu kuduk merinding ketika dikumandangkan.

BACA JUGA:

Fakta Menarik Liga Champions

Source: skysports.com

Selain asal usul diselenggarakannya Liga Champions yang digagas oleh jurnalis asal Prancis, terdapat sejumlah kisah dan fakta menarik lainnya di masa kini. Apa saja?

1. Real Madrid pemegang gelar juara terbanyak Liga Champions

liga champions 2022

Source: olympicchannel.com

Real Madrid semakin menobatkan diri mereka sebagai raksasa Eropa setelah berhasil menjadi juara Liga Champions 2021-2022. Ini menandakan bahwa mereka telah menjuarai kompetisi ini sebanyak empat belas kali dan menjadi yang terbanyak di seluruh Eropa.

Selain Los Blancos, tim dengan pemegang gelar juara terbanyak Liga Champions berikutnya adalah AC Milan (7 kali juara). Disusul dengan Liverpool FC dan FC Bayern München (6 kali juara), FC Barcelona (5 kali juara), AFC Ajax (4 kali juara), Manchester United F.C. dan F.C. Internazionale Milano (3 kali juara). 

2. Cristiano Ronaldo top skor sepanjang masa Liga Champions

Source: unb.com.bd

Meskipun gagal ikut serta dalam Liga Champions 2022-2023, Cristiano Ronaldo merupakan pencetak gol terbanyak dalam sejarah Liga Champions dengan 140 gol, lho. Dirinya diikuti oleh pesaing terberatnya, Lionel Messi dengan 125 gol.

Selain itu, striker anyar Barcelona, Robert Lewandowski membuntuti di urutan ketiga dengan 89 gol. Disusul oleh Karim Benzema yang berada di posisi keempat dengan 86 gol. Sementara Raul Gonzales melengkapi lima besar dengan 71 gol, bersama dengan sosok legenda lainnya seperti Ruud van Nistelrooy, Thierry Henry, hingga Alfredo di Stefano.*

*Data per 14 September 2022

3. Hanya lima klub yang memiliki trofi Liga Champions asli

Source: sportingnews.com

Sejauh ini hanya ada lima klub yang memiliki hak istimewa untuk menyimpan trofi Liga Champions yang asli. Klub tersebut adalah Real Madrid, AFC Ajax, Bayern Munich, AC Milan, Barcelona, dan Liverpool. Sebuah klub diizinkan untuk menyimpan piala versi asli jika mereka telah berhasil memenangkan kompetisi antarklub Eropa tersebut sebanyak lima kali atau tiga kali berturut-turut.

4. Juventus klub paling sering kalah di final Liga Champions

Source: marca.com

Jika Real Madrid merupakan klub paling banyak memegang gelar juara Liga Champions, maka sebaliknya bagi Juventus. Mereka merupakan klub yang paling sering gagal dalam laga final Liga Champions.

Il Bianconeri sudah melakoni sembilan kali final sepanjang keikutsertaannya di Liga Champions. Namun, mereka hanya berhasil mengangkat trofi si Kuping Besar sebanyak dua kali.

Tujuh kali menjadi runner-up menjadikan Juventus klub yang paling sering gagal di laga final Liga Champions yang disusul oleh Bayern Munich dan Benfica sebanyak 5 kali. Terakhir kali Juventus mencicipi gelar juara ialah pada musim 1995/1996.

5. Final senegara terjadi 8 kali di Liga Champions

Source: manchestereveningnews.co.uk

Salah satu hal yang unik pada Liga Champions adalah terdapat laga final yang mempertemukan wakil senegara. Sejauh ini, sudah terjadi 8 kali laga final senegara, di mana terakhir mempertemukan wakil Inggris antara Manchester City vs Chelsea pada musim 2020-2021 silam.

Selain itu, laga final sesama wakil Spanyol paling sering terjadi di Liga Champions, yaitu terjadi tiga kali. Laga final sesama wakil Spanyol tersebut mempertemukan Real Madrid vs Valencia pada musim 1999-2000, Real Madrid vs Atletico Madrid pada musim 2013-2014, dan final ulangan Real Madrid vs Atletico Madrid pada musim 2015-2016.


Itulah asal usul beserta fakta menarik dari Liga Champions Eropa yang perlu kamu ketahui. Kamu dukung tim mana di Liga Champions 2022-2023 kali ini? Coba tulis di kolom komentar, yuk!

Kamu sedang cari unit kost nyaman, estetik, dan dekat ke mana-mana? Ada berbagai pilihan kost coliving fully furnished dari Rukita yang fasilitasnya lengkap banget!

Harganya terjangkau dan lokasinya strategis banget, lho. Penasaran? Klik tombol di bawah ini!

Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.

Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik lainnya!

Bagikan artikel ini