·11 October 2020

4 Tanda Kamu Butuh Konsultasi Online saat Pandemi | Jangan Hanya Dipendam!

·
4 minutes read
4 Tanda Kamu Butuh Konsultasi Online saat Pandemi | Jangan Hanya Dipendam!

Konsultasi online saat pandemi hanya sebentar, tapi dampaknya seumur hidup!

Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan situasi di tengah pandemi Corona. Ada yang bisa menerima, tetapi tidak sedikit yang merasa stres dan bingung sendiri. Ingin melegakan perasaanmu? Mungkin kamu butuh terapi dan konsultasi online saat pandemi.

Bukan, bukan berarti kamu sudah menderita gangguan jiwa yang butuh penanganan khusus, kok. Paling tidak ada seseorang yang akan mendengarkan keluhan atau ceritamu selama masa pandemi ini. Apalagi kita semua punya kebutuhan untuk didengar bukan?

4 Tanda Kamu Butuh Terapi dan Konsultasi Online

Kamu merasa tidak ada lagi teman atau anggota keluarga yang bisa memahamimu saat pandemi Covid-19 ini? Bisa jadi kamu membutuhkan bantuan ahli, tuh. Jangan segan atau malu, lebih baik ditangani segera agar tidak berkepanjangan dan mengganggu kesehatan mental kamu!

Source: Pace Hospitals

Yuk, simak tanda-tanda kamu butuh bantuan terapi maupun konsultasi online dari artikel berikut ini. Sstt, sadari bahwa kamu tidak sendirian!

1. Perhatikan perubahan pada diri sendiri

Teletherapy can help you navigate issues — including anxiety, depression and substance use — around the COVID-19 pandemic.

Source: Huffington Post

Kapan pun dan bagaimanapun kamu sendiri yang paling mengenal diri sendiri. Oleh karena itu, kamu harus lebih memperhatikan perubahan yang terjadi pada diri sendiri terutama soal perasaan atau emosi.

Psikolog Leslie Becker-Phelps sekaligus pengarang buku “Bouncing Back From Rejection” punya rumus akronim mengenai self-awareness, yaitu STEAM. Terdiri atas sensations (sensasi), thoughts (pikiran), emotions (emosi), actions (aksi), dan mentalizing (diartikan sebagai usaha untuk memahami dan berempati terhadap perasaan sendiri).

Untuk mengecek setiap perubahan, Leslie menyarankan untuk bertanya kepada diri sendiri saat merespons stres dari sensasi yang dialami, “Apakah jantung saya bekerja terlalu cepat?”, “Apakah saya merasa mual?, atau “Apakah saya sulit bernapas?”.

Selanjutnya kenali perbedaan pemikiran negatif yang muncul sesekali atau memang kamu sudah tidak bisa melihat hal-hal positif dari hidupmu. Nilai pula bagaimana aksimu memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Apabila kamu sering melampiaskan emosi kepada orang terdekat atau berpikiran untuk mencederai diri sendiri maka sudah saatnya mencari bantuan!

Langkah terakhir adalah berempati terhadap kondisimu. Jika sudah merasa semuanya too much bahkan memengaruhi kualitas hidupmu, maka kamu memang harus berbicara kepada ahlinya, misalnya konsultasi online saat pandemi ini.

BACA JUGA: Merasa Cemas saat Pandemi Covid-19? Ini Daftar Lengkap Konsultasi Psikologi Online Gratis!

2. Sadari perilaku yang merusak

Source: LowGif

Stres dapat memicu keinginan untuk merusak diri sendiri! Apabila kamu secara konsisten melakukan self-destructive behaviors dan polanya selalu berulang, nih, maka sudah pasti kamu membutuhkan bantuan dari ahli.

Apa, sih, contoh perilaku yang merusak diri sendiri? Mengonsumsi minuman keras bahkan melukai diri (self injury) sebagai mekanisme mengatasi masalah yang ternyata malah membuat dirimu sendiri makin merasa tertekan.

Jika sampai ke tahap berniat menyakiti diri sendir, tuh, sudah pasti kamu membutuhkan seseorang untuk mendampingi melewati masa-masa sulit ini.

3. Lelah menghadapi komunikasi digital

Source: Harvard Business Review

Di masa pandemi Covid-19 ini kita ‘dipaksa’ untuk berada #dirumahaja sehingga meningkatkan aktivitas screen time. Update berita yang kelam, ‘persaingan’ masa karantina di media sosial, dan komunikasi dengan sesama teman yang juga stres tentu saja membuatmu lelah.

Belum lagi rutinitas yang hampir sama setiap hari meningkatkan rasa kesendirian dan menjadi semakin terbiasa tidak berkomunikasi dengan orang lain. Alhasil kamu pun jadi merasa terasing dan pada akhirnya membayangkan hal-hal buruk karena rasanya tidak ada lagi kabar baik setelah berbulan-bulan menjalani social distancing.

Sstt, ada baiknya kamu mencoba tes online untuk mengetahui tingkat stres atau depresimu. Jika memang mengkhawatirkan, sih, langsung saja lakukan sesi konsultasi online!

4. Ketakutan yang tidak beralasan

Source: Evening Standard

Kamu sudah mengetahui tanda-tandanya, tetapi masih juga takut untuk mencari bantuan? Jangan ditunda! Semakin cepat masalah teratasi maka hidupmu perlahan akan kembali normal dan kamu bisa kembali menikmatinya tanpa rasa tertekan.

Atasi ketakutan soal stigma konsultasi online bagi mereka yang benar-benar bermasalah, ya. Pandemi Covid-19 memang banyak mengubah aspek hidup kita semua sehingga wajar bila kamu merasa cemas atau stres saat menghadapinya.

Yuk, beranikan diri untuk mencari ahli yang sesuai dengan kebutuhanmu. Sesi konsultasi yang dilakukan melalui telepon atau video tentu menjadi langkah aman untuk mencegah penularan virus Corona. Ceritakan saja gejala yang kamu alami dan harapan atau tujuanmu mencari bantuan melalui konsultasi online. Dengan begitu mereka akan mencarikan tenaga ahli yang paling cocok. Semangat!


Tanpa disadari, tuh, pembatasan aktivitas masyarakat, pemberitaan yang mengerikan, masalah ekonomi, kecemasan terhadap kondisi masa depan, maupun ketidakpastian kapan pandemi berakhir memang memengaruhi kesehatan mental semua orang.

Kalau kamu merasa itu semua terlalu berat, ya, jangan ragu untuk melakukan konsultasi online saat pandemi. Luangkan waktu beberapa menit saja agar perasaan dan pikiranmu lebih tenang. Apakah kamu pernah melakukan konsultasi online? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, dong.

Bagikan artikel ini