·22 November 2023

Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Lagi Ramai di Indonesia, Apakah Berbahaya?

·
6 minutes read
Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Lagi Ramai di Indonesia, Apakah Berbahaya?

Nyamuk Wolbachia saat ini disebar di lima kota Indonesia. Kenapa, ya?

Di media sosial, banyak orang khawatir tentang bahaya akan nyamuk Wolbachia bagi manusia dan lingkungan. Banyak orang masih menentang penggunaan nyamuk ini.

Untuk mengurangi kekhawatiranmu terhadap kehadiran nyamuk ini, kamu harus lebih memahaminya dulu. Perlu diketahui, ya, nyamuk ini sudah disebar di Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Dikatakan bahwa nyamuk ini dapat membuat nyamuk Aedes aegypti mandul dan tidak menularkan DBD. Lantas, apakah benar nyamuk berteknologi Wolbachia ini berbahaya? Simak pembahasannya di artikel ini agar kamu nggak terlalu overthinking.

Baca juga: Spesifikasi dan Harga Oppo Find N3, Banyak Fitur Unggulan yang Menarik

Apa itu Nyamuk Wolbachia?

nyamuk wolbachia

Source: Liputan6.com

Setelah nyamuk Wolbachia bermunculan di beberapa wilayah di Indonesia, maka masyarakat harus mengenalnya. Jadi, Wolbachia sebenarnya bukan nama jenis nyamuk, melainkan sebuah bakteri alami yang ditemukan pada lebih dari 60% serangga, termasuk ngengat, kupu-kupu, dan capung.

Bakteri disuntikkan ke telur nyamuk, yang kemudian dapat berkembang biak melalui perkawinan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu peneliti nyamuk Wolbachia dari Universitas Gadjah Mada (UGM), “Wolbachia bukan nama jenis nyamuk, tapi dia bakteri yang disuntik ke nyamuk penyebab dengue (DBD). Kita suntik ke jentiknya, nanti bisa berkembang biak melalui proses perkawinan.”

Selain itu, ada juga studi yang menunjukkan kalau Wolbachia dapat menghentikan atau mencegah penyebaran virus Dengue pada tubuh nyamuk. Dengan demikian, virus tidak berkembang dan penularannya akan terhambat. Menurut jurnal Nature, Wolbachia memiliki sumber daya seperti lipid dan kekebalan tubuh yang lebih baik daripada virus Dengue.

Nggak hanya di Indonesia, ternyata pelepasan nyamuk ini terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat. Menurut CDC, pelepasan nyamuk ini harus diizinkan terlebih dahulu oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS.

Texas dan California melaporkan penurunan populasi nyamuk Aedes aegypti setelah melepaskan nyamuk ini. Alhasil, nyamuk ini juga mulai digunakan di Singapura, Thailand, Meksiko, dan Australia.

Baca juga: Mengenal Sejarah dan Tujuan OKI, Organisasi Internasional yang Mewadahi Negara Muslim

Nyamuk Wolbachia Apa Berbahaya?

nyamuk wolbachia

Source: Katadata

Menurut situs web ugm.ac.id, Riris Andono Ahmad, seorang peneliti dari Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada dan anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, nyamuk ini tidak berbahaya bagi manusia. Selain itu, nyamuk jenis ini tidak dapat menularkan penyakit kepada manusia.

Wolbachia adalah bakteri yang tumbuh secara alami pada hampir 70 persen spesies serangga di dunia, termasuk nyamuk. Dengan demikian, bakteri Wolbachia tidak merusak lingkungan biotik maupun abiotik.

Teknologi ini telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kasus demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat mengurangi jumlah kasus Dengue sebesar 77,1%. WHO Vector Control Advisory Group bahkan telah merekomendasikan teknologi Wolbachia untuk pengendalian demam Dengue sejak 2021 silam.

Fakta Nyamuk Wolbachia

Setelah mengetahui apa itu nyamuk Wolbachia serta ‘ancaman’ bahayanya, sekarang mari kita bahas beberapa fakta menarik dari nyamuk ini, di antaranya:

1. Bukan rekayasa genetik

Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa nyamuk ini didapatkan secara alami pada serangga tanpa rekayasa genetik. Ini membuatnya ramah lingkungan dan tidak mengganggu siklus hidup mikroorganisme lain.

Oleh karenanya, Kemenkes kembali menegaskan bahwa manusia tidak digunakan sebagai cobaan dalam program tersebut.

2. Membuat nyamuk aedes aegypti mandul

Nyamuk ini memiliki kemampuan untuk membuat nyamuk Aedes aegypti mandul dan tidak menularkan penyakit DBD. Sehingga nantinya akan membuat jumlah orang yang menderita DBD akan sangat berkurang.

Baca juga: Tujuh Keajaiban Dunia Terbaru, Ada Candi Borobudur Nggak, Ya?

3. Mampu turunkan DBD

Kemenkes mengatakan kalau untuk menghentikan penyebaran DBD, nyamuk ini adalah solusinya karena telah terbukti di sembilan negara. Negara yang dimaksud adalah Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksico, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi tersebut di Indonesia.

4. Melumpuhkan virus Dengeu

Wolbachia dikatakan dapat menghentikan virus Dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, yang berarti virus tidak akan menular ke manusia.

Hal ini diperjelas oleh Siti Nadia Tarmizi yang mengatakan,”Jika Aedes aegypti jantan ber-Wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus Dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang ber-Wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-Wolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.”

5. Sudah diteliti sejak tahun 2011

Sejak 2011, WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija telah melakukan penelitian tentang efektivitas Wolbachia. Proses persiapan dan pelepasan Aedes aegypti ber-Wolbachia digunakan dalam penelitian ini, yang dilakukan dalam skala terbatas dari tahun 2011 hingga 2015.

6. Sosialisasi di kota penyebaran nyamuk Wolbachia

Semarang adalah salah satu kota yang berpartisipasi dalam program pilot penyebaran nyamuk ini untuk menekan DBD. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan pihaknya telah beberapa kali melakukan sosialisasi terkait dengan Wolbachia, dengan wilayah utama yang mendapatkan sosialisasi dari Dinkes Semarang adalah zona banyak kasus DBD.

Ia juga meminta masyarakat tetap melaksanakan pemeriksaan jentik nyamuk (PJN) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah secara rutin, yakni dua kali dalam sepekan.

Strategi penyebaran nyamuk ini di kota Semarang dimulai dengan meluncurkan program “Wolbachia Ing Kota (Wingko) Semarang” pada akhir Mei 2023 lalu di Kecamatan Tembalang, yang memiliki penduduk padat, banyak pepohonan, dan genangan air.

Menurutnya, penerapan Wingko Semarang baru terlihat selama minimal enam bulan sejak disebarkan. Itu karena waktu nyamuk yang diperlukan untuk memasukkan bakteri Wolbachia dan berkembang biak.

Artikel menarik lainnya:


Itulah pembahasan mengenai nyamuk Wolbachia yang saat ini sedang diteliti dan disebar. Bagaimana, apakah kamu sekarang sudah mengerti kenapa nyamuk tersebut ada dan disebar?

Cari kost untuk hunian bulanan atau tahunan? Atau ingin sewa kost khusus untuk kost putra dan kost putri? Cek di Rukita saja, yuk! Rukita punya banyak unit hunian dengan fasilitas lengkap di beberapa kota seperti di kost bandungkost surabayakost jogja, dan beberapa kost di kota lainnya.

Ada juga pilihan kost lainnya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kamu. Mulai dari kost khusus putra/putri, kost pet friendly, hingga kost yang dilengkapi dengan rooftop.

Ingin cari kost lainnya yang memiliki fasilitas lengkap dengan harga murah? Yuk, langsung aja cek unitnya di infokost.id. Ada banyak kost murah yang pastinya sesuai dengan kebutuhanmu!

Jangan lupa unduh aplikasi Rukita yang tersedia di PlayStore dan Appstore atau kunjungi www.rukita.co untuk informasi lebih lanjut. Ikuti juga akun Instagram @rukita_indoTwitter @rukita_id, dan TikTok @rukita_id untuk mengikuti info dan promo menarik lainnya!

Bagikan artikel ini