·27 May 2022

Home for Heroes: Herlina Pardosi, Tetap Siaga di Garda Terdepan Meski 3 Kali Terkena Covid-19

·
6 minutes read
Home for Heroes: Herlina Pardosi, Tetap Siaga di Garda Terdepan Meski 3 Kali Terkena Covid-19

Tetap semangat bertugas membantu sesama meski berada di zona bahaya!

Tidak bisa dipungkiri jika pandemi Covid-19 menghantam dunia begitu keras. Di saat banyak orang menghindari pandemi ini, justru semakin banyak bermunculan sosok pahlawan muda yang siap membantu sesama berjuang di garda terdepan. Salah satunya adalah Herlina Pardosi, 25 tahun, yang berasal dari Lampung.

“Saya adalah tenaga kesehatan dan telah disumpah profesi. Saya juga berpikir ingin berkontribusi membantu pemerintah menangani pandemi ini bersama dengan teman sejawat lainnya,” ujar Herlina. 

Motivasi Awal Bergabung Menjadi Satgas Covid-19

home for heroes herlina pardosi

Dok. Rukita

Memiliki latar belakang di bidang kesehatan, membuat alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia Lampung ini mendapatkan motivasi untuk memperluas pengetahuannya di bidang penelitian. Hal inilah yang membukakan pintu bagi Herlina untuk terlibat dalam Satuan Penanganan Covid-19. 

“Saat itu saya melihat ada open recruitment dari Kemenkes dan WHO untuk posisi Junior Researcher Field Assessment Penanganan Covid-19 penempatan Bangka Belitung. Saya berpikir ini adalah kesempatan yang sangat baik. Saya memang tertarik dengan dunia penelitian dan ingin ahli dalam epidemiologi kesehatan, makanya saya memutuskan untuk mendaftar posisi tersebut,” ujar Herlina. 

Ia pun menambahkan, “Di sisi lain, hal ini juga berkaitan dengan panggilan profesi serta sumpah profesi sebagai tenaga kesehatan. Saya pun berpikir, kira-kira apa yang bisa saya lakukan untuk membantu pemerintah menangani pandemi ini bersama dengan sejawat lainnya.”

Keluar dari Zona Nyaman Tanpa Restu Orang Tua

home for heroes herlina pardosi

Dok. Rukita

Setelah lama terlibat dalam penelitian Covid-19 di Bangka Belitung, Herlina pun memutuskan untuk merantau ke Ibu kota untuk bertugas di Wisma Atlet Kemayoran. Herlina bercerita jika keputusannya ini pada awalnya ditentang oleh kedua orang tua. 

“Kebetulan saya adalah anak bungsu, jadi otomatis orang tua sangat melarang untuk pergi. Selain itu, kondisi juga sedang pandemi Covid-19, jadi pasti orang tua sangat khawatir melepas anaknya pergi. Butuh waktu yang lama agar saya dapat meyakinkan keluarga, khususnya orang tua.”

Namun, larangan dari orang tuanya untuk merantau tidak memadamkan api semangat Herlina untuk pergi ke Jakarta. “Saya ingin keluar dari comfort zone,” curhat Herlina.

“Saya ingin berkelana jauh dari rumah. Jadi saya pikir, Jakarta menjadi tempat yang cocok untuk saya datangi. Kata orang-orang, sih, Jakarta itu sekejam ibu tiri. Namun, ternyata ibu tiri itu baik, ya, bisa mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik. Selama di Jakarta, saya benar-benar survive dengan cara saya sendiri”

home for heroes herlina pardosi

Source: Instagram.com/herlinapardosii/

Herlina mengakui ini kali pertama dirinya jauh dari keluarga. Namun, keputusan tersebut justru membentuk mentalnya menjadi lebih kuat dan mandiri, bahkan jadi lebih berani mengeksplorasi minatnya sendiri. Akhirnya, orang tua Herlina pun mendukung keputusan putrinya setelah Herlina membuktikan kemampuannya. 

“Saya baru bisa meyakinkan orang tua saat sudah bertugas di Wisma Atlet Kemayoran. Saya bisa membuktikan bahwa dapat bertanggung jawab kepada diri sendiri seperti menjaga kesehatan meski sedang bertugas di zona merah.”

“Kebetulan orang tua saya juga tipe orang tua yang support kepada anak-anaknya. Jadi, tidak ada larangan untuk meraih cita-cita. Melarang hanya bentuk rasa khawatir saja,” tambah Herlina.

Terpapar Covid-19 hingga 3 Kali Nggak Bikin Herlina Kapok

home for heroes herlina pardosi

Source: Instagram.com/herlinapardosii/

Tingginya angka penyebaran Covid-19 pada Gelombang Kedua periode Juni – Agustus 2021 membuat banyak lini kesehatan kewalahan. Rumah sakit hingga tenda darurat penuh sesak dengan pasien. Begitu pun obat-obatan dan oksigen jadi barang langka. 

Tak hanya warga sipil saja yang terpapar Covid-19, banyak juga tenaga kesehatan yang turut tumbang akibat virus ini, termasuk Herlina. Tak main-main, Herlina terpapar Covid-19 hingga tiga kali!

“Saya sadar jika pekerjaan ini high risk karena berada di red zone dan langsung berinteraksi dengan pasien Covid-19,” ujar Herlina.

“Terkena Covid-19 sangat sakit dan tidak enak. Saya juga melihat banyak teman sejawat yang tumbang, bahkan gugur. Jadi, saya semakin drop melihat hal itu. Saya juga jadi semakin sedih karena sedang jauh dari keluarga.” 

Herlina sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya, lho. Saat sedang terpapar Covid-19 pun ia tetap menjalankan tugasnya. “Saat terkena Covid-19 saya sudah bertugas sebagai PIC Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan. Tapi, saya bersyukur karena masih bisa menjalankan kewajiban,” ujar Herlina. Wah, keren! 

Suka Duka Menjadi Satgas Covid-19

home for heroes herlina pardosi

Dok. Rukita

Setiap pekerjaan pasti memiliki suka dan duka tersendiri. Nah, bagi Herlina salah satu hal terberat dari pekerjaannya adalah area kerja yang sangat menantang

Berada di zona merah tentu membuat Herlina harus mengenakan hazmat dalam waktu yang cukup lama. “Karena kita menggunakan hazmat jadi nggak bisa makan selama beberapa jam. Selain itu, kita juga harus ekstra hati-hati dan tetap waspada karena sedang berada di red zone yang risiko tertular Covid-19 sangat tinggi.”

Walau demikian, Herlina tetap merasa senang bisa dapat membantu sesama meski dalam hal-hal kecil. “Saat menjadi PIC di bidang tenaga kesehatan rumah sakit dan ambulance, saya menerima permintaan bantuan dari teman sejawat di seluruh Indonesia. Banyak yang mencari info tentang rumah sakit dan ambulance. Meskipun membantunya dalam hal kecil, tapi saya merasa bahagia,” kata Herlina.   

Hunian Nyaman untuk Pahlawan Terdepan

home for heroes herlina

Dok. Rukita

Perjalanan Herlina nggak hanya berhenti sebagai PIC Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan. Kini, ia bertugas sebagai Site Study Coordinator di EOCRU (Eijkman Oxford Clinical Research) Kedokteran Universitas Indonesia di Salemba.

Semangat Herlina yang tinggi dalam membantu pasien Covid-19 serta pelayanan kepada Tenaga Kesehatan di seluruh Indonesia tentu memberi dampak yang luar biasa. Dedikasinya yang besar dalam bertugas pun perlu diapresiasi. Oleh sebab itu, Herlina terpilih menjadi salah satu penerima program CSR “Home for Heroes 2022” dari Rukita.

home for heroes herlina pardosi

Dok. Rukita

“Saya sangat speechless, nggak nyangka banget. Sebenarnya awalnya hanya iseng-iseng coba. Saat saya lihat program ini dari group tenaga kesehatan di Telegram, saya pikir nggak ada salahnya untuk mencoba. Eh, ternyata alhamdulillah rezeki saya.”

Nah, kebetulan memang Herlina sedang mencari kost yang nyaman dekat dengan tempatnya bertugas di Salemba. Jadilah ia memilih Rukita Paseban Senen sebagai hunian. Oh iya, Herlina bisa menikmati tinggal di kost nyaman ini selama 6 bulan gratis dari program Home for Heroes Rukita, lho!

home for heroes herlina

Doc. Rukita

“Sebagai anak muda, kita harus ingat kalau berbuat baik itu nggak kenal usia, lho. Berbuat baik itu bisa di mana pun dan kapan pun. Kita nggak tahu kapan kehidupan akan berhenti, so kenapa mesti berbuat jahat? Mari kita jadikan hidup sebagai kesempatan untuk menyalurkan berkah bagi banyak orang,” pesan Herlina untuk teman Milenial sekaligus sebagai penutup sesi wawancara siang itu.

Jadi, jangan pernah berhenti untuk berbuat baik meskipun untuk hal kecil, ya, guys!


Wah, kisahnya inspiratif banget, kan, penerima “Home for Heroes” 2022 yang satu ini? Kamu juga bisa jadi ‘pahlawan pandemi’ selanjutnya karena program “Home for Heroes” ini berkelanjutan, lho.

Jangan lupa juga follow Instagram Rukita @Rukita_Indo dan Twitter @Rukita_ID agar kamu tidak ketinggalan info pendaftarannya, ya!

Bagikan artikel ini