·14 April 2022

5 Cara Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan di Kost | Tetap Aman dan Sehat!

·
9 minutes read
5 Cara Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan di Kost | Tetap Aman dan Sehat!

Sebagai anak kost, harus waspada terhadap keracunan makanan agar nggak sakit saat merantau.

Keracunan makanan rentan dialami oleh anak kost. Maklum, sering membeli makan di luar, kualitas makanan yang kurang terjamin, makanan basi, sampai tempat pembuatan makanan yang kurang higienis adalah beberapa penyebab keracunan makanan. Ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengatasi keracunan makanan agar bisa bertindak secepatnya jika terjadi.

Apa itu Keracunan Makanan?

Source: Freepik/Benzoix

Keracunan makanan, juga disebut foodborne illness, adalah sakit yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi organisme, seperti bakteri, virus, atau kuman lainnya. Ketika organisme-organisme tersebut masuk ke dalam tubuh, mereka akan melepaskan racun dan membuat makanan menjadi tidak layak makan.

FYI, makanan dapat terkontaminasi dari mana pun. Selain membeli di luar, meski kamu masak sendiri di kost dan tidak diproses dengan benar, nih, tetap saja bisa terjadi. Gejala keracunan biasanya muncul beberapa jam setelah kita mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Gejalanya sering kali berupa mual, muntah, diare, sakit perut, hingga demam. Berita baiknya, keracunan makanan bisa sembuh tanpa pengobatan. Umumnya, sih, bisa pulih dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Namun, jika mengalami gejala-gejala berikut, kamu perlu ke dokter karena kondisinya memerlukan penanganan medis secara khusus:

  • Muntah berulang kali
  • Buang air besar berdarah
  • Diare lebih dari tiga hari
  • Sakit atau kram perut yang parah
  • Demam
  • Terlihat mulai dehidrasi (haus yang berlebihan, mulut kering, jarang buang air kecil, lemas parah, pusing)
  • Penglihatan kabur
  • Kesemutan dan lemah otot

Penyebab Keracunan Makanan

Source: Pexels/Pixabay

Kontaminasi makanan dapat terjadi di setiap titik pemrosesan makanan. Bisa dari penanaman, panen, pembuatan, penyimpanan, pengiriman, hingga ketika menyiapkan atau memasak makanan. Bahkan, makanan yang sudah matang dan dibiarkan beberapa lama juga dapat terkontaminasi.

Lebih dari 250 bakteri, virus, atau parasit dapat menyebabkan keracunan makanan. Melansir dari Mayo Clinic, berikut daftar beberapa organisme yang sering menyebabkan makanan teracuni serta kemungkinan waktu gejala keracunan makanan timbul setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Kontaminan Timbulnya Gejala Makanan yang Terkontaminasi
Campylobacter 1 – 2 minggu Makanan mentah, produk siap makan, air yang terkontaminasi.
Clostridium botulinum 28 hari Makanan mentah, produk siap makan, dan kerang dari air yang terkontaminasi.
Clostridium perfringens 9 to 48 jam Daging hot dog, daging olahan (kornet), susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, bahan makanan mentah yang tidak dicuci.
Escherichia coli (E. coli) 12 – 48 jam Makanan mentah, produk siap makan, dan kerang dari air yang terkontaminasi.
Giardia lamblia 1 – 3 hari Makanan mentah, produk siap makan.
Hepatitis A 1 – 3 hari Daging sapi, daging unggas, susu, atau kuning telur mentah atau yang terkontaminasi. Bakteri ini dapat bertahan hidup dalam masakan yang pengolahannya tidak memadai.
Listeria 24 – 48 jam Produk seafood mentah atau siap makan.
Norovirus 1 – 6 jam Daging dan salad siap saji, saus krim, dan kue-kue pastry berisi krim.
Rotavirus 1 – 7 hari Tiram dan kerang mentah atau setengah matang.
Salmonella 1 – 2 minggu Makanan mentah atau produk siap makan.
Shigella 28 hari Makanan mentah, produk siap makan, dan kerang dari air yang terkontaminasi.
Staphylococcus aureus 9 – 48 jam Daging sapi, daging unggas, susu, atau kuning telur mentah atau yang terkontaminasi
Vibrio vulnificus 12 – 48 jam Makanan mentah, produk siap makan, dan kerang dari air yang terkontaminasi.

Ketika membicarakan mengenai bakteri berbahaya dari makanan, E-coli dan Salmonella mungkin sudah akrab di benak kamu. Nggak salah, sih! FYI, di Amerika Serikat saja, Salmonella merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan kasus keracunan makanan. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diperkirakan 1.350.000 kasus keracunan makanan karena terinfeksi Salmonella, termasuk 26.500 kasus yang harus dirawat, terjadi setiap tahunnya.

Bukan berarti bakteri lain tidak berbahaya, ya. Kita tetap harus waspada terhadap semua organisme penyebab keracunan makanan, termasuk Campylobacter dan C. botulinum yang kurang dikenal, tapi mematikan.

5 Langkah Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan

Source: Freepik/jcomp

Begitu mengalami keracunan makanan, jangan langsung panik tanpa melakukan sesuatu. Berikut cara-cara yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi dampak negatif keracunan tersebut.

1. Perbanyak minum

Lebih baik minum air putih sedikit demi sedikit, tapi sering. Cara ini efektif untuk membuang racun dari dalam tubuh melalui urine. Minum air putih juga berguna menghindari dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan setelah mengalami diare dan muntah.

Hindari minum kopi atau yang mengandung kafein lainnya. Teh herbal, seperti chamomile, peppermint, dan dandelion dapat menenangkan perut yang sakit.

2. Konsumsi minuman yang menggandung elektrolit

Minuman dengan kandungan elektrolit dapat mengganti ion tubuh yang hilang karena muntah dan diare. Kamu dapat mengonsumsi minuman untuk olahraga atau tablet elektrolit yang dilarutkan dulu sebelum diminum.

Dapat juga minuman elektrolit alami berupa campuran air hangat, garam, gula, madu, dan lemon untuk menghilangkan rasa mual serta mengganti cairan tubuh yang hilang.

3. Konsumsi makanan yang mudah dicerna

keracunan makanan - memulihkan diri dengan sup panas

Source: LINE Today

Muntah dan diare ketika keracunan akan menyebabkan perut kosong. Untuk mencegah dampak negatif dari perut kosong, sebaiknya kamu mulai isi perut secara bertahap. Jadi, jangan dulu pilih konsumsi makanan yang berat.  

Isi perut dengan makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak. Seperti, biskuit atau crackers tawar, roti tawar, pisang, oatmeal, kentang tawar, sayur tawar. Jangan konsumsi makanan yang mengandung susu, gorengan, tinggi gula, terlalu berbumbu, atau bahkan makanan pedas.  

Hindari juga makanan dan minuman yang mengandung kafein atau soda karena hanya akan meningkatkan rasa mual. Kamu jadi semakin sering muntah dan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak air dan nutrisi.

4. Istirahat cukup

Meskipun mual, muntah, atau diare sudah reda, jangan buru-buru melakukan aktivitas seperti biasa. Istirahat dulu yang banyak. Berikan waktu kepada tubuh untuk pulih dari keracunan makanan, ya.

5. Pergi ke dokter

Seperti yang telah disebutkan di atas, ketika gejala semakin memburuk, demam semakin tinggi, mulai dehidrasi, mual dan muntah berkepanjangan, terjadi diare dan nyeri hebat pada perut, maka kamu harus segera pergi ke dokter. Dokter akan menentukan tindakan terbaik untuk membantu kamu mengatasi keracunan makanan.

Jangan meminum obat antidiare yang dijual bebas atau tanpa resep dokter, ya. Obat-obat tersebut punya efek samping yang akan membuat diare semakin parah. Lebih baik konsumsi makanan kecil, hambar, rendah lemak selama beberapa hari untuk mencegah sakit perut semakin parah.

BACA JUGA: 5 Cara Mengatasi Sakit Perut Akibat Makanan Pedas

Cara Mencegah Keracunan Makanan

Source: Pexels/Andrea Piacquadiao

Walaupun umumnya dapat pulih dalam beberapa hari, tapi jangan lupakan keracunan makanan juga berpotensi mengancam jiwa. Oleh karena itu, lakukan cara-cara berikut ini untuk mencegah keracunan.

1. Cuci tangan

Selalu cuci tangan—terutama setelah berativitas atau sebelum makan—dan peralatan makan. Sebaiknya, nih, cuci tangan dengan air hangat dan sabun, sebelum dan sesudah memegang peralatan atau menyiapkan peralatan makan. Cuci juga dengan air sabun hangat peralatan masak dan makanmu.

Selain tangan, cuci juga semua bahan makanan hingga bersih sebelum memasaknya. Cuci buah dan sayur sampai tidak tampak kotorannya. Jangan lupa daging mentah juga harus kamu cuci, ya, demi menghindari tertinggalnya bakteri, kuman, dan virus pada bahan makanan tersebut.

2. Pisahkan antara makanan mentah dan matang

Jangan simpan makanan mentah dan masakan matang berdekatan atau dalam satu meja. Juga, saat berbelanja, menyiapkan makanan, atau menyimpan makanan, jauhkan daging sapi, unggas, ikan, dan kerang mentah dari makanan lain. Cara ini untuk mencegah kontaminasi silang.

Oh ya, pisahkan juga peralatan masak seperti talenan yang digunakan untuk memotong daging dan sayuran.

3. Masak makanan pada suhu yang sesuai

Makanan harus dimasak sampai matang untuk mencegah keracunan. Oleh karena itu, masak makanan di suhu yang pas—tidak terlalu rendah atau tinggi—agar organisme berbahaya pada makanan dapat mati.

Selain itu, ketika masak daging, daging burger, sosis, daging kornet, atau daging kebab, pastikan sampai matang dengan baik.  

4. Simpan dalam kulkas atau freezer

Dingin atau bekukan makanan yang mudah rusak segera, setidaknya dalam waktu dua jam setelah membelinya. Contoh bahan makanan yang mudah rusak adalah aneka daging mentah (sapi, ikan, ayam, udang, kerang, dan lainnya).

Jika suhu ruangan kamu di atas 32,2oC, dinginkan bahan makanan yang mudah rusak tersebut satu jam setelah membelinya.

5. Mencairkan dalam lemari pendingin

Ketika akan memasak bahan makanan yang dibekukan, jangan mencairkan makanan pada suhu ruangan. Cara paling aman adalah mencairkannya dalam lemari pendingin. Pindahkan dari freezer ke lemari pendingin. Hanya keluarkan makanan ketika kamu mau memasaknya.

Sedangkan, kalau kamu menggunakan microwave untuk mencairkan bahan makanan beku, pastikan langsung memasaknya begitu cair, ya.

6. Buang jika ragu

keracunan makanan - buang makanan tidak layak

Source: KlikDokter

Percaya kepada intuisi kamu! Kalau kamu tidak yakin apakah makanan yang telah disiapkan, disajikan, atau disimpan masih aman untuk dikonsumsi, maka buang saja. Makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan terlalu lama—berjam-jam, bahkan berhari-hari—telah mengandung bakteri atau racun yang tidak dapat hilang meski dimasak lagi.

Jangan pula mencicipi makanan yang kamu sendiri nggak yakin masih layak makan. Meskipun masih terlihat menarik dan wangi masakannya, kemungkinan besar tidak aman untuk dimakan.

Dengan langkah pencegahan dan penanganan yang cepat dan terukur, risiko keracunan makanan dapat dihindari. Kamu dapat mengonsumsi makanan favorit tanpa cemas berlebihan, deh!


Keracunan makanan dapat menimpa siapa, di mana, dan kapan saja. Cegah sebelum terlambat, ya. Apakah kamu punya tips lain untuk mencegah atau menangani keracunan makanan? Tulis, yuk, di kolom komentar di bawah ini!

Kalau kamu mau tinggal di kost yang sudah pasti lengkap, aman, dan rasanya #SenyamanDiRumah, sudah pasti harus lihat kost coliving Rukita. Rukita punya deretan kost coliving yang tersebar di lokasi strategis Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

Penasaran ingin lihat seperti apa kost yang #SenyamanDiRumah? Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.

Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!

Bagikan artikel ini