·15 November 2019

Yuk, Jadi Pahlawan Lingkungan! 10 Langkah Awal untuk Memulai Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan

·
7 minutes read
Yuk, Jadi Pahlawan Lingkungan! 10 Langkah Awal untuk Memulai Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan

Entah berapa lama lagi bumi bisa bertahan dari kerusakan. Banyak sekali hal yang dilakukan oleh manusia, baik secara individu atau berkelompok, tanpa disadari merusak lingkungan. Maka dari itu, semua orang sebaiknya mulai melakukan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Jejak karbon, peningkatan CO2, tumpukan sampah yang tidak terurai, dan habisnya air tanah semua akan berujung terhadap musibah di bumi. Sedihnya, manusia juga yang akan terkena dampaknya.

Apa yang bisa kamu lakukan? Mulailah untuk memiliki gaya hidup ramah lingkungan. Mulailah dari hal-hal kecil seperti mengeliminasi penggunaan plastik sekali pakai atau sesimpel mematikan lampu bila tidak digunakan.

Langkah Mudah untuk Memulai Hidup yang Lebih Ramah Lingkungan

Rukita akan bantu kamu untuk memulai gaya hidup baru demi membantu kelestarian bumi.

1. Kurangi sampah plastik

sampah plastik cemari laut

Source: dw.com

Plastik memang sangat praktis. Bisa dijadikan apa saja dan sangat mudah untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan barang. Sayangnya, plastik butuh waktu ribuan tahun untuk diuraikan dan berdampak negatif bagi lingkungan.

Sebisa mungkin ganti plastik sekali pakaimu. Bawa botol sendiri atau tumbler untuk menyimpan air minum atau membeli kopi dan boba. Pakai sedotan stainless steel atau bambu sendiri untuk menghindari sedotan plastik. Kalau perlu bawa peralatan makan sendiri ke kantor daripada menggunakan sendok plastik sekali pakai.

kantong belanja dari kain

Source: thespurce.com

Sebagai ganti kantong plastik, berinvestasilah untuk membeli tote bag dan tas jaring katun yang dapat digunakan berulang kali saat berbelanja. Tas jaring katun bisa kamu gunakan untuk menyimpan belanjaan sayur dan buah-buahan agar tetap terkena udara.

Kalau kamu sudah telanjur punya banyak kantong dan kontainer plastik, reuse barang-barang plastik tersebut untuk berbelanja kembali serta menjadikannya sebagai kotak penyimpanan saat membeli daging, misalnya.

2. Belanja di toko zero waste

toko zero waste

Source: goodnet.org

Sudah tahu, kan, konsep zero waste yang pernah Rukita jelaskan sebelumnya? Singkatnya zero waste adalah perubahan pola gaya hidup untuk mengurangi limbah, baik limbah plastik maupun makanan.

Coba mulai cari toko curah zero waste di kotamu. Toko-toko ini akan menjual bahan makanan, produk kebersihan ramah lingkungan, dan keperluan harian secara curah. Kamu harus membawa wadah sendiri (bukan kantong plastik, tapi jar kaca atau tupperware) dan harganya dihitung per gram.

Selain dapat mengeliminasi penggunaan plastik, kamu juga bisa mengawasi kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi. Makanan tidak akan rusak sebelum habis dan tidak ada bungkus sampah yang tersisa.

Kamu bisa jadi konsumer yang lebih bijaksana, deh!

3. Kurangi makan daging

kurangi makan daging

Source: finecooking.com

Tahukah kamu kalau 30% dari lahan di permukaan bumi digunakan untuk beternak hewan? PBB menyatakan “Sektor peternakan menyumbang 9% CO2, namun menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih besar yaitu 65% kadar nitrat oksida yang meningkatkan CO2. Alhasil potensi pemanasan global sebanyak 296 kali.

Kamu tidak perlu menjadi vegetarian atau vegan 100%, kurangi saja konsumsi daging 2-3 kali seminggu dan tingkatkan makan biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Dengan begini, kamu sudah membantu mengurangi jejak karbon.

Takut kekurangan protein? Tenang, kamu bisa mendapatkan protein nabati dari tempe, tahu, dan biji-bijian lainnya, kok.

4. Hemat energi listrik, gas, dan air

hemat energi di rumah

Source: greeac.com

Menghemat energi bisa membantu menurunkan jejak karbon. Matikan listrik di rumah atau kantor ketika kamu tidak menggunakannya. Matikan juga lampu ketika kamu tidak ada di ruangan. Nggak susah, kan, mematikan sakelar?

Pilih lampu LED daripada lampu biasa. Lampu LED lebih awet, watt-nya lebih rendah, dan nyalanya lebih cerah. Kamu akan menurunkan penggunaan listrik sekaligus mengurangi energi karbon.

kendaraan umum solusi untuk hemat energi

Source: tribunnews.com

Gunakan kendaraan umum sesering mungkin untuk menurunkan kadar CO2. Kini, pemerintah gencar mengembangkan moda transportasi umum agar masyarakat lebih antusias dan nyaman dalam memanfaatkannya.

Dengan kondisi kadar air tanah yang kian menurun, kita wajib semakin bijaksana mempergunakan air. Nyalakan keran saat sedang digunakan dan matikan setelah kamu selesai melakukan aktivitas, mulai dari mencuci tangan hingga mandi.

FYI, mandi menggunakan shower lebih hemat air dibanding memakai gayung karena jumlah air yang digunakan lebih sedikit.

5. Kurangi sampah kertas

kurangi sampah kertas

Source: bbc.com

Hidup di era digital memudahkan kita untuk mengurangi penggunaan kertas, notebook, sampai membaca buku hardcopy. Semakin sedikit kertas yang kita pakai, artinya semakin sedikit kertas yang perlu diproduksi. Tahu sendiri, kan, kertas berasal dari pohon? Hal ini membuat penebangan pohon semakin sedikit!

Kalau kamu masih membutuhkan kertas, pilih kertas daur ulang. Empat puluh persen limbah padat kota adalah kertas dan produk kertas. Sedangkan mengolah kertas daur ulang lebih hemat energi daripada membuat kertas baru.

Kamu juga bisa mendaur ulang berbagai macam barang seperti barang elektronik, plastik kemasan, dan sebagainya. Coba cari pusat daur ulang di kotamu dan ‘sumbangkan’ sampah yang bisa didaur ulang di sana.

6. Jangan buang makanan

hindari membuang makanan

Source: 3blmedia.com

Berdasarkan data, satu orang Indonesia membuang 300 kg makanan per tahun. Kalau ditotal, nih, bisa berjumlah puluhan atau ratusan juta ton per tahun!

Membuang makanan tidak hanya menyia-nyiakan makanan, namun juga membuang uang. Ketika makanan dan bahan makanan yang dibuang membusuk, tentu saja kian meningkatkan kadar Co2 di udara.

Untuk bahan makanan, jangan buang makanan sesuai expiry date. Tanggal kedaluarsa sebenarnya bukan berarti makanan itu tidak bisa dimakan lagi, tetapi sudah tidak dalam kondisi terbaik. Oleh karena itu, harus segera dikonsumsi sebelum busuk.

7. Sewa baju

sewa baju

Source: georgeherald.com

Fashion adalah salah satu produk yang memiliki dampak sangat buruk bagi lingkungan. Sebisa mungkin kurangi berbelanja pakaian terutama di industri fast fashion.

Fast fashion seperti H&M, Forever21, dan sebagainya memang lebih murah, namun kualitasnya kurang baik. Selain itu, modelnya yang cepat berganti membuat kamu ingin terus-terusan berbelanja, kan?

jangan menumpuk pakaian

Source: thestatetimes.com

Ide lain adalah membeli baju di toko second hand atau beli produk pre-loved di berbagai website. Kamu bisa cari yang kualitasnya masih baik, tuh.

Kamu juga bisa menyewa di situs penyewaan baju seperti Style Theory. Silakan bergonta-ganti baju bermerek sebanyak mungkin hanya dengan membayar Rp600.000 per bulan.

8. Urban farming

urban farming

Source: powerhousehydroponics.com

Urban farming atau yang biasa disebut pertanian kota adalah cara bercocok tanam di lahan perkotaan. Biasanya dilakukan di halaman rumah yang kecil, balkon, mauupun atap rumah.

Kalau kita beli sayuran di toko, sayuran itu sudah berkelana dari perkebunan, ke tempat pengemasan, lalu supermarket, dan sebagainya. Proses ini menyumbang banyak sekali emisi karbon.

Urban farming akan mendekatkan kita dengan sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi sehingga mengurangi jejak karbon. Perkebunan ini akan membantu peningkatan kadar oksigen di kota dan dapat menyejukkan kota.

Di sisi lain, dengan adanya tumbuhan bermunculan di perkotaan, dapat meningkatkan pertumbuhan serangga yang membantu perkembangbiakan tanaman dan meningkatkan kualitas lingkungan.

9. Pilih peralatan mandi dan perawatan diri yang ramah lingkungan

pilih peralatan mandi ramah lingkungan

Source: blue-growth.com

Tanpa disadari banyak sekali produk rumah tangga yang kita pakai sehari-hari berbahaya bagi lingkungan. Bahan yang paling berbahaya adalah microbeads atau scrub kecil yang terbuat dari plastik. Bahan ini tidak dapat diuraikan dan akan merusak lingkungan ketika masuk ke rantai makanan.

Pastikan kalau sabun mandi, pasta gigi, sabun muka, dan lulur yang kamu pakai tidak mengandung bahan ini. Sangat disarankan untuk menggunakan produk-produk organik. Banyak, lho, produk organik lokal yang bagus!

Selain itu, bahan untuk deterjen dan sabun cuci juga sebenarnya tidak begitu baik untuk lingkungan. Kamu bisa membeli sabun yang lebih ramah lingkungan di toko-toko zero waste ataupun online.

10. Buy local

belanja produk lokal

Source: earth911.com

Sama halnya dengan urban farming, semakin dekat produk yang kamu beli dari rumah, maka semakin sedikit kontribusimu terhadap jejak karbon.

Kini, ada banyak sekali produk lokal dari fashion, kecantikan, barang elektronik, dan sebagainya yang berkualitas baik. Jadi, kamu akan selalu punya pilihan terbaik dan lebih ramah lingkungan.

Kamu pun mendukung ekonomi lokal sehingga pertumbuhan kualitas hidup di lingkunganmu semakin baik. Gaya hidup ramah lingkungan nggak mahal dan sulit, karena dari pasar juga bisa dilakukan.


Simpel, kan? Banyak banget gaya hidup ramah lingkungan yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki lingkungan. Kalau semakin banyak individu yang menerapkan hal di atas, maka dampaknya tentu akan semakin luas.

Kita bersama-sama dapat menyelamatkan bumi ini. Ayo, jadi pahlawan lingkungan!

Langkah awal mana yang sudah kamu praktikkan?

BACA JUGA:

7 Tips Mudah Mengurangi Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari | Yuk Selamatkan Bumi!

4 Toko Curah Zero Waste di Jakarta untuk Belanja Sembako Ramah Lingkungan

Bagikan artikel ini